Hernán Cortés dan Jatuhnya Tenochtitlan: Kisah Penaklukan yang Mengubah Meksiko

Hernán Cortés dan Jatuhnya Tenochtitlan: Kisah Penaklukan yang Mengubah Meksiko

Pada tahun 1519, seorang conquistador Spanyol bernama Hernán Cortés menginjakkan kaki di pantai Meksiko. Kedatangannya menandai awal dari sebuah babak baru yang dramatis dan penuh gejolak dalam sejarah Mesoamerika, yang berujung pada jatuhnya Tenochtitlan, ibu kota megah Kekaisaran Aztec.

Siapakah Hernán Cortés?

Hernán Cortés de Monroy y Pizarro Altamirano lahir di Medellín, Spanyol, sekitar tahun 1485. Seorang petualang yang ambisius, ia meninggalkan Spanyol untuk mencari kekayaan dan kejayaan di Dunia Baru. Ia tiba di Hispaniola (kini Republik Dominika dan Haiti) pada tahun 1504 dan kemudian ikut serta dalam penaklukan Kuba.

Ekspedisi ke Meksiko dan Aliansi yang Beragam

Pada tahun 1519, Cortés memimpin ekspedisi ke daratan Meksiko dengan sekitar 500 tentara, beberapa kuda, dan sejumlah kecil meriam. Secara teknis, ekspedisi ini tidak disetujui oleh pemerintah Spanyol, namun Cortés bertindak atas inisiatifnya sendiri, didorong oleh harapan akan kekayaan dan kekuasaan.

Salah satu kunci keberhasilan Cortés adalah kemampuannya untuk membentuk aliansi dengan suku-suku pribumi yang membenci dominasi Aztec. Kekaisaran Aztec, meskipun kaya dan kuat, telah menciptakan banyak musuh melalui praktik-praktik seperti pengorbanan manusia dan pemerasan upeti. Cortés melihat kesempatan untuk memanfaatkan kebencian ini dan merekrut ribuan pejuang pribumi untuk bergabung dalam pasukannya.

Malinche: Juru Bahasa dan Penasihat yang Tak Ternilai

Seorang tokoh penting dalam kisah ini adalah Malinche, seorang wanita Nahua yang menjadi juru bahasa, penasihat, dan kekasih Cortés. Kemampuannya untuk berkomunikasi dengan suku-suku pribumi sangat penting bagi Cortés dalam memahami politik lokal, bernegosiasi dengan para pemimpin, dan membangun aliansi.

Kedatangan di Tenochtitlan dan Awal Konflik

Pada bulan November 1519, Cortés dan pasukannya tiba di Tenochtitlan, kota yang dibangun di sebuah pulau di Danau Texcoco. Mereka disambut dengan hormat oleh Moctezuma II, kaisar Aztec, yang mungkin menganggap Cortés sebagai utusan dewa atau merasa terintimidasi oleh kekuatan asing tersebut.

Namun, ketegangan segera meningkat. Cortés mengambil Moctezuma sebagai sandera dan berusaha memerintah Aztec melalui dia. Situasi menjadi semakin buruk ketika Cortés harus meninggalkan Tenochtitlan untuk menghadapi pasukan Spanyol yang dikirim untuk menangkapnya karena melanggar perintah. Selama ketidakhadirannya, para conquistador yang tersisa melakukan pembantaian di kuil utama Tenochtitlan, memicu pemberontakan rakyat Aztec.

La Noche Triste dan Pengepungan Tenochtitlan

Ketika Cortés kembali ke Tenochtitlan, ia menemukan kota itu dalam keadaan pemberontakan. Pada malam yang dikenal sebagai “La Noche Triste” (Malam Kesedihan), Cortés dan pasukannya berusaha melarikan diri dari kota, tetapi mereka diserang oleh rakyat Aztec. Banyak conquistador dan sekutu pribumi mereka tewas dalam pertempuran itu.

Cortés berhasil melarikan diri dan berkumpul kembali dengan pasukannya. Setelah berbulan-bulan merencanakan strategi dan mengumpulkan bala bantuan, ia kembali ke Tenochtitlan pada tahun 1521. Kali ini, ia mengepung kota itu, memutus pasokan makanan dan air. Setelah berbulan-bulan pertempuran sengit, Tenochtitlan jatuh ke tangan Spanyol pada tanggal 13 Agustus 1521.

Akibat dari Jatuhnya Tenochtitlan

Jatuhnya Tenochtitlan menandai akhir dari Kekaisaran Aztec dan awal dari era kolonial Spanyol di Meksiko. Kota itu dihancurkan dan dibangun kembali sebagai Mexico City, ibu kota Spanyol Baru. Cortés menjadi gubernur dan kapten jenderal Spanyol Baru, dan ia memerintah dengan tangan besi.

Penaklukan Meksiko memiliki konsekuensi yang menghancurkan bagi penduduk asli. Jutaan orang meninggal karena penyakit, perang, dan kerja paksa. Budaya dan agama Aztec ditekan, dan digantikan oleh budaya dan agama Spanyol.

Kesimpulan

Kisah Hernán Cortés dan jatuhnya Tenochtitlan adalah kisah yang kompleks dan kontroversial. Cortés adalah seorang pemimpin militer yang brilian dan seorang politisi yang licik, tetapi ia juga seorang penjajah yang kejam yang bertanggung jawab atas kematian jutaan orang. Penaklukan Meksiko adalah peristiwa yang mengubah sejarah dunia, dan konsekuensinya masih terasa hingga saat ini.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *